Ya, saya sendiri pernah merasakan betapa mengerikannya banjir bandang ini. Waktu itu, kebetulan rumah yang saya tempati berada di pinggir aliran sungai. Tidak seperti biasanya, di musim kemarau ini. Sudah beberapa bulan warna dari air sungai tampak keruh dan bercampur dengan pasir. Banyak warga yang mengira hal ini merupakan ulah dari penambang pasir liar. Namun ternyata tidak demikian.
Waktu itu, tepatnya di hari jumat pagi, tanggal 22 juni 2018. Tanpa disangka sungai di dekat tempat saya tinggal mulai meluap. Dan saya pun bersama warga lainnya lari tunggang langgang. Menjauh dari aliran air sungai yang mulai masuk ke dusun kami. Kalau tidak salah banjir bandang tersebut, yang didekat sungai ketinggiannya kira-kira dapat mencapai 1.5-2 meter. Penuh dengan pasir, lumpur, batu dan juga batang kayu yang berserakan.
Karena derasnya luapan sungai akibat banjir bandang ini. Banyak rumah yang rusak parah, bahkan beberapa rumah dan bangunan yang ada dipinggir sungai hanyut dan menghilang terhempas bersama derasnya aliran sungai. Banyak harta benda yang hilang, kabar baiknya semua warga selamat dari terjangan banjir bandang ini. Nah cukup sekian dulu curhatannya.
Selanjutnya, kita akan membahas mengenai
tanda-tanda atau ciri akan datangnya banjir bandang. Selengkapnya sebagai berikut . . .
#
Ciri-ciri akan terjadinya banjir bandang
1.
Air di sungai tiba-tiba menjadi keruh
Tidak ada hujan ataupun ada hujan. Tiba-tiba aliran sungai menjadi keruh dan semakin terlihat deras sembari membawa material lain seperti ranting kayu, buah kelapa, dan sebagainya. Hal ini merupakan tanda-tanda adanya longsor di daerah lereng gunung yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi. Sehingga material longsor juga ikut terbawa juga bersama aliran air.
2.
Sungai mengalami pendangkalan
Karena material longsor di lereng gunung. Sungai kian hari semakin menjadi dangkal. Walaupun aliran air di sungai tidak deras. Namun setiap hari ada saja pasir, tanah atau lumpur yang ikut terbawa aliran air di sungai. Sehingga menyebabkan sungai semakin lama-semakin surut, dangkal, penuh dengan material longsor.
3.
Curah hujan yang tinggi
Sungai sudah menjadi semakin keruh. Aliran sungai semakin menjadi deras. Hujan tidak pernah berhenti dari hari ke hari. Walaupun mendung sudah menipis, namun hujan rintik-rintik masih saja terus berlanjut. Di daerah lereng gunung juga terlihat awan mendung yang terus berkumpul. Bahkan arah angin juga setiap hari meniup awan mendung menuju ke daerah pegunungan.
4.
Jembatan tertutup material sungai
Hari itu pun tiba, aliran sungai menjadi semakin deras. Pasir, lumpur, batu, kayu semuanya hanyut ikut serta bersama derasnya aliran sungai. Nampak di jembatan aliran sungai yang sangat deras. Sampai-sampai menimbulkan efek seperti air yang sedang mendidih.
Waktu demi waktu berlanjut, material kayu dan batu mulai menutup mulut jembatan. Dan derasnya aliran air pun mulai meluap ke rumah-rumah warga sekitar.
Pada intinya, bagi anda yang tinggal di dekat aliran sungai, tinggal di daerah hulu. Haruslah berhati-hati, karena di tengah maraknya anomali cuaca ini. Walaupun pada musim kemaraupun banjir bandang tetap dapat terjadi.
Penyebab banjir bandang, selain karena ulah manusia. Misalnya karena penebangan liar. Hal ini juga dapat terjadi murni karena faktor alam. Misalnya disaat musim kemarau tiba-tiba hujan deras menghantam lereng gunung berhari-hari. Maka rekahan tanah karena kemarau akan cepat terisi air, sehinggah tanah menjadi cepat tergerus dan akhirnya tanah menjadi rapuh dan longsor.
Air bercampur tanah dan berbagai material lainnya. Seperti batu, kayu, dan sebagainya akan cepat turun ke bawah dan mengalir dengan begitu derasnya. Mungkin dari cepatnya aliran banjir bandang ini, maka di luar negri fenomena ini lebih dikenal dengan istilah atau sebutan "flash flood".